Jum. Apr 19th, 2024

Berhasil Atasi Kebotakan Dengan Obat Rahasia,Pria Dari Jakarta Hampir Berakhir Di Penjara

By media surya.com Jan 6, 2021

Mediasurya.com-mednews- Sebuah cerita luar biasa terjadi pada seorang laki-laki Indonesia, Ahmad Mulyadi, yang berniat untuk mengganti foto pada paspornya, namun pada akhirnya ia hampir berakhir di penjara dan harus lam menjelaskan kepada polisi bahwa paspor itu adalah miliknya!

Baca juga ; https://www.mediasurya.com/2021/01/06/patung-diva-berbentuk-vagina-raksasa-diletakkan-di-lereng-bukit-museum-terbuka/

Sebuah situasi aneh terjadi pada seorang laki-laki Indonesia, Ahmad Mulyadi yang berumur 40 tahun dan tinggal di Jakarta, ketika ingin mengubah foto pada paspornya. Para petugas tidak percaya pada laki-laki tersebut karena pada foto sebelumnya ia botak sepenuhnya, sedangkan ia datang dengan rambut yang lebat dan tebal. Terjadilah sebuah pertikaian yang mana para petugas berusaha menarik rambut laki-laki tersebut karena mengira rambutnya adalah rambut palsu yang harus dilepaskan pada saat pemotretan. Pada akhirnya, hal ini melibatkan kepolisian.

Setelah proses interogasi yang cukup lama, terbuktilah bahwa rambut tersebut memang rambut aslinya yang ia dapatkan tanpa transplantasi rambut dan produsedur mahal lainnya. Rahasianya hanya terdapat pada satu obat yang sedikit diketahui orang, namun sangat efektif dengan mampu membantu Ahmad Mulyadi memiliki rambut kembali.

Baca juga ; https://www.mediasurya.com/2020/03/05/mengerikan-hiv-aids-di-lembata/

Setelah berumur 33 tahun, saya mulai mengalami kebotakan dengan cepat…

Ketika saya diserang oleh beberapa orang untuk menarik rambut saya, saya sangat terkejut! Bahkan saat di kantor polisi, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjelaskan bagaimana caranya saya yang dulu botak sekarang mempunyai rambut yang tebal dan sehat. Sekarang, tentu saja, saya mengingat situasi ini sebagai hal yang lucu. Kalian harus lihat bagaimana mereka mau menarik rambut sehat saya, dan bahkan bertanya di mana saya melakukan operasi transplatasi rambut!

Tapi, sebenarnya, saya sendiri juga tidak percaya jika melihat perubahan tersebut. Lihat, bandingkan foto saya pada paspor 5 tahun yang lalu dan sekarang!

Setelah berumur 33 tahun, saya mulai mengalami kebotakan dengan cepat, dan tidak ada satu pun obat mahal dari iklan-iklan yang ada mampu membantu saya! Saya tidak punya banyak uang dan tidak mampu membiayai operasi transplantasi rambut, hingga suatu saat saya menerima fakta bahwa pada umur tersebut saya akan botak sepenuhnya. Ini menjadi masalah bagi saya, saya malu berkenalan dengan para wanita dan terus menerus menyembunyikan kepala saya dengan topi….

Baca juga ; https://www.mediasurya.com/2020/11/30/erupsi-gunung-ile-lewotolok-dinas-pariwisata-dan-kebudayaan-lembata-tunda-festival-paralayang/
Tiba-tiba solusi dari masalah itu datang. Ketika sedang bertamu, saya tidak sengaja melihat obat anti kebotakan pada lemari teman saya. Anda perlu tahu bahwa teman saya memiliki rambut yang sehat dan panjang. Saya sangat terkejut ketika teman saya memberi tahu bahwa beberapa tahun yang lalu ia mulai mengalami kebotakan dan untuk menghentikan prosesnya, ia membeli obat tersebut. Obat tersebut sangat membantunya dan kemasannya tetap ia simpan di lemarin, hingga ia akhirnya lupa akan hal tersebut.

Saya menjadi tertarik dan menanyakannya di mana ia membeli obat tersebut. Masih ada harapan. Jika obat tersebut mampu membantu teman saya, mungkin saja saya juga dapat terbantu? Obatnya bernama Keraniq dan teman saya memberikan tautan situs produsennya, tempat saya memesan obatnya.

Penampilan saya tidak berubah langsung, pada minggu kedua setelah pemakaian, saya baru sadar bahwa rambut saya terlihat lebih lebat. Lambat laun, titik botak di tengah kepala saya mulai tertutupi! Bahkan, teman-teman saya tidak mengenali saya ketika berpapasan! Mereka semua pikir saya menggunakan rambut palsu! Ya, cerita ini berakhir dengan fakta bahwa terdapat orang yang mencoba menarik rambut saya ketika ingin mengubah foto paspor saya! Walapun sudah setengah tahun saya berhenti menggunakan Keraniq, efeknya tetap terasa. Saya sangat puas! Faktanya, karena hal ini saya harus menghabiskan waktu berjam-jam di kantor polisi untuk menjelaskan bahwa saya dan pria botak pada foto sebelumnya adalah satu orang yang sama.

Mafia farmasi tidak akan menjual obat anti kebotakan

Setelah melakukan wawancara dengan Ahmad Mulyadi, kami menghubungi kepala laboratorium di Indonesia, tempat produksi obat Keraniq. Dan hal mengejutkan terungkap! Danang Prabowo memberitahu kami bahwa meskipun obat tersebut memberikan efek dan banyak uji klinis telah membuktikan keefektifannya, para produsen besar dan jaringan apotek yang ada tidak mau mendistribusikan Keraniq kepada masyarakat yang lebih luas!

“Setelah selesai uji klinis tahap pertama, kami mendapatkan tekanan dari para mafia farmasi. Kami diminta untuk mengurangi keefektifan obat tersebut dan menaikkan harganya berkal-kali lipat supaya tidak berdampak pada pasar dan penjualan obat-obat yang terkenal.
Namun, kami tetap pada pendirian kami karena kami percaya bahwa kebotakan merupakan masalah yang menggunakan kehidupan normal berjuta-juta orang. Penelitian kami mampu membantu orang menyelesaikan masalah tersebut dengan 1 kali program pemakaian!

Baca juga ; https://www.mediasurya.com/2020/03/06/bop-labuan-bajo-pariwisata-lembatasudah-siap-di-jual/
Sebagai hasilnya, meskipun terdapat verifikasi dan sertifikat yang dibutuhkan, jaringan apotek yang besar tidak mau menjual Keraniq, takut akan kompetisi yang ada. Dulu, obat ini hanya didistribusikan dari mulut ke mulut, namun sekarang kami telah memproduksi Keraniq di Indonesia dan obat dapat dibeli langsung dari pabrik dengan harga yang rendah”

Direktur jaringan apotek besar menolak untuk memberikan komentar

Kami mencoba menghubungi perwakilan dari beberapa apotek besar untuk mencari tahu alasan obat anti kebotakan yang begitu efektif tidak dapat dibeli pada toko-toko mereka. Begitu mendengar terkait Keraniq, semuanya langsung menutup pembicaraan dan menolak untuk melakukan wawancara lebih lanjut. Hanya ada wakil direktur satu jaringan apotek yang bersedia memberi tahu secara anonim alasa mereka tidak menjual Keraniq. Menurutnya, semua jaring apotek dilarang untuk menjual produk tersebut. Tidak ada alasan yang pasti, namun ia berpendapat bahwa hal ini terkait dengan kompetisi. Keraniq sangatlah murah dan efisien dibandingkan dengan obat lainnya, sehingga tidak menguntungkan pihak yang menjualnya.

Kesimpulan
Para peneliti Indonesia berhak untuk mendapatkan penghargaan tertinggi atas pekerjaan mereka. Sayang sekali bahwa tidak ada perusahaan yang menjual Keraniq dan obat yang begitu efektif ini sangatlah jarang diketahui orang. Di sisi lain, obat yang tidak begitu efektif yang mahal dan memiliki banyak efek samping begitu gencar diiklankan di berbagai media. Atas nama redaksi, kami juga ingin mengingatkan Anda untuk dapat menata rambut Anda dengan bijak, sehingga kejadian aneh yang menimpa Ahmad Mulyadi tidak perlu terjadi kepada Anda pada saat mengganti foto paspor Anda.(sumber;mednews).

By media surya.com

Ungkap Realita Sosial

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *