Sel. Apr 16th, 2024

Curah Hujan Kurang, Petani Lembata Terancam Gagal Panen.

By media surya.com Feb 28, 2020

Mediasurya.com, Lewoleba_Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Lembata drh Mathias AK Beyeng kepada mediasurya.com diruang kerjanya, Rabu, 26 Februari 2020 mengakui adanya penurunan intensitas curah hujan yang terjadi dalam sebulan terakhir. Selain itu, hujan yang turun juga tidak merata di seluruh wilayah Lembata. Akibatnya, ada sejumlah wilayah di pesisir seperti Ile Ape, Ile Ape Timur, pesisir Nubatukan, dan pesisir Lebatukan mengalami ancaman kekeringan.

Intensitas curah hujan yang menurun drastis dan tidak merata di sebagian wilayah Kabupaten Lembata, semakin mengkhawatirkan. Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur merupakan dua wilayah yang paling merasakan dampak ancaman kekeringan yang terjadi. Curah hujan yang menurun drastis dan ini jika, masih terjadi dan terus berlanjut hingga sepekan ke depan, ancaman gagal panen sudah di depan mata.

Penyuluh pertanian Lembata membasmi hama

Namun, mengingat saat ini masih dalam vase vegetatif, maka belum dapat diklaim adanya ancaman gagal panen akibat kekeringan itu.

Karenanya, saat ini ia sudah meminta kepada seluruh petugas lapangan untuk melakukan pendataan areal yang mengalami ancaman kekeringan. Selanjutnya, setelah data akurat sudah diperoleh, barulah diambil langkah penanganan lebih lanjut.

Siaga Penyuluh pertanian Ileape

Dia menjelaskan, setelah data masuk, baru pihaknya berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Sosial PMD untuk penanganan secara kolaborasi.

“Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan bisa turun hujan. Kalau hujan, maka karena dalam vase vegetatif maka tanaman masih bisa diselamatkan. Yang ingin terancam sekarang itu tanaman jagung yang di tanam antara bulan Januari dan Februari,” kata Mathias Beyeng.
Terkait ancaman kekeringan yang bisa berdampak pada gagal panen, Mathias Beyeng menjelaskan bahwa intensitas hujan yang kurang bisa berdampak pada gagal panen. Namun, keputusan gagal panen belum dikeluarkan karena saat ini masih dalam vase vegetatif. Jika pada vase ini hujan masih turun beberapa hari kedepannya, maka tanaman petani masih bisa diselamatkan.

Tanaman jagung di Ileape

Ketika ditanya terkait bawang merah dengan situasi iklim saat ini, drh Mathias Beyeng menjelaskan, Target tahun depan bawang yang ditanam di Lembata merupakan bawang lokal yang dihasilkan petani kita saat ini.

Rata-rata tanam bawang di Lembata gunakan air tanah sehingga kita berharap kedepan apa yang kita rencanakan bisa berjalan dengan baik.
rencana pengembangan, tahun anggaran 2021 adalah, 22 hektar dari abpd kabupaten yang rencana tanam tahun 2020 ini. Sementara APBN 20 hektar. Dengan begitu apa yang Kita harap tahun 2021 kita sudah bisa mandiri bawang konsumsi dan untuk bibit diharapkan tanaman merupakan produksi kita.
Produksi 2019, 245 ton bawang merah, dimana kita surplus 10ton. Target tahun ini 250 ton.
Ditanya tahun lalu kita surplus namun, masih ada bawang dari luar, kadis mengatakan tahun 2018 kita tanam satu periode saja sehingga produksi menumpuk saat itu, karenanya bulan Oktober hingga Maret 2019 terjadi kekosongan dan itu diisi bawang dari luar.
2019 kita dengan penjadwalan tanam Maret April tahap pertama, tahap kedua Juni, Juli, tahap ketiga Oktober dengan begitu tidak ada bulan yang kosong.
Memang ada hama krayak dimana petani tanama bulan Agustus dimana bulan itu sensitif sehingga pada September terdapat ulat krayak namun kita dengan cepat melakukan antisipasi.(mediasurya.com)

By media surya.com

Ungkap Realita Sosial

Related Post

92 thoughts on “Curah Hujan Kurang, Petani Lembata Terancam Gagal Panen.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *