Jum. Apr 19th, 2024

MENCARI TANAH LEMBATA DI PETA-PETA KUNO ZAMAN DOELOE.

By media surya.com Jun 14, 2022

Oleh: Thomas B. Ataladjar

Penulis adalah Anak Kampung Lembata, tinggal di Bogor

MENCARI TANAH LEMBATA DI PETA-PETA KUNO, ZAMAN DOELOE.

Saya Orang Lomblen

Waktu masih di Sekolah Rakyat Waiwedjak tahun 1960-an, guru kami Ovo Ola Heneot Elaman dari Karangora, meminta kami mengarang mengenai diri kami sendiri di batu tulis, lalu saya ditugaskan untuk membaca di depan kelas.

Saya tulis. “Nama saya Thomas. Lahir di Waiwejak 12 November 1951, Hamente Labala, Pulau Lomblen. Dipermandikan oleh tuan Beeker. Sambut baru oleh Tuan Knoor. Guru saya namanya Ola Heneot. Isterinya namanya Oa Tote”. Cuma segitu yang bisa ditulis.

Kata guru SR saya, nama lain dari Pulau Lomblen adalah Kawela. Padahal mereka juga ngajarin bahwa Kawela itu adalah nama sebuah hamente di pulau Lomblen dengan ibukotanya Belang, dipimpin oleh seorang kapitan.

Saat kami masuk seminari San Dominggo Hokeng, kami disebut sebagai Orang Lomblen. Suatu saat saya tanya kepada pater Perfek, Pater Cor Vermolen, SVD. “Pater apa artinya “Lomblen?”.

“Kamu orang Lomblen ya?” Tanyanya balik sambil mikir keras. Lomblen……Lomb dan Land?. Ah, tidak ada arti dalam bahasa Belanda, coba tanya guru ilmu bumi ya”. Saat saya tanya kepada guru ilmu bumi saya, ia malah suruh saya tanya ke pater Rektor Mathias van Stiphout SVD atau Pater Hermus dan Jacobus Schneiders, SVD.

Jawabannya tetap gelap, sampai saya tamat seminari 1972, saat nama Lembata sudah menyingkirkan nama Lomblen.

Lembata dalam Peta-peta Kuno.

Tahun 1999, saat Delegasi Rakyat Lembata memperjuangkan otonominya menjadi sebuah kabupaten, disebut bahwa sejak zaman pemerintah Hindia Belanda, nama yang dikenal adalah Pulau Lomblen.

Sejak tahun 1965 nama “Pulau Lembata” mulai dipopulerkan. Dan sejak 1 Juli 1967, nama Lembata ini semakin memasyarakat, hasil pengukuhan melalui Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata tanggal 24 Jumi 1967 di Lewoleba. Pengukuhan ini dikatakan sesuai sejarah asal penghuninya dari Pulau Lepanbatan.

Terlepas dari catatan ini, salah satu kebiasaan saya dalam menulis buku-buku Sejarah Jakarta, Banten, Kepulauan Seribu dan lain-lain adalah, mempelajari sejarah lewat lukisan tua dan peta-peta tua.

Demikian halnya dengan Lomblen. Paling tidak saya mengoleksi 6 ( enam) peta tua, baik peta kuno nusantara tahun 1493; peta kuno Solor tahun 1656; Peta Kuno Flores tahun 1725 ;Peta Kepulauan Sunda Ketjil tahun 1748; Peta Flores/Sulawesi tahun 1756 dan terakhir peta Pulau Lomblen tahun 1931.Dalam keenam peta tua itu, pulau yang kini namanya Lembata, sudah ada dalam peta, namun namanya rada lain.

Dalam peta kuno Solor tahun 1656, era Kepulauan Solor masih dipengaruhi Portugis, Pulau Solor sudah bernama Solor. Adonara bernama Serbite dan Lembata, namanya Leuballa/Lemballa?

Dalam peta tua Flores Tahun 1725, Solor tetap Solor, Adonara namanya Serbite dan Lembata tercantun nama Lambotte.

Sementara dalam peta tua Kepukauan Sunda Kecil 1748, nama Solor tetap Solor, Adonara tercantun nama Adonare dan Lembata tercantum nama Lembana.

Sementara dalam peta tua Pulau Lomblen tahun 1931 di era Hindia Belanda, jelas tercantum nama Pulau Lomblen.

Dari catatan ini jelas bahwa Lembata yang kita kenal saat ini, selain nama Lomblen dan Kawela, juga telah menyandang nama lain yang tercantum dalam peta-peta kuno ini. Yang menarik adalah bahwa nama Lembata yang dikenal saat ini, ada kemiripan dengan nama Lombatto dari peta tua tahun 1725 dan Lembana dari tahun 1748.

Mari kita teliti dan telusuri terus guna memperkaya khasanah sejarah Lembata kita, sambil terus menjernihkannya.
Mari kita cintai Lembata Masa Lalu untuk Membangun Lembata Masa Depan.

By media surya.com

Ungkap Realita Sosial

Related Post

2 thoughts on “MENCARI TANAH LEMBATA DI PETA-PETA KUNO ZAMAN DOELOE.”
  1. Hello, I think your blog might be having browser compatibility issues. When I look at your blog in Ie, it looks fine but when opening in Internet Explorer, it has some overlapping. I just wanted to give you a quick heads up! Other then that, great blog!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *