Sel. Apr 23rd, 2024

Panen Jagung Perdana di Desa Mahal, Bupati Ajak Warga Beralih Profesi

By media surya.com Apr 8, 2023

Mediasurya.com,Lembata_, Prokompim Setda Lembata – Petani Jagung di Kabupaten Lembata saat ini boleh bernapas lega karena Program Kerja Sama Pola Kemitraan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS-PK) antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Lembata dengan Bank NTT dan Kelompok Tani di Lembata mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Saat ini para petani jagung di bumi ikan Paus telah memasuki musim panen.

Baca juga ; Tim Rescue Basarnas Maumere Siaga SAR Khusus Semana Santa Larantuka

Selama Semana Santa PLN Pastikan Pasokan Listrik Di Larantuka Tetap Memadai

Seperti halnya di desa Mahal, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata. Ada sekelompok petani jagung yang hari kemarin, Kamis 6 Apri 2023, bersama Bupati Lembata, Marsianus Jawa lakukan panen jagung perdana.

Bupati dan rombongan ketika tiba di Desa Mahal, ia disambut oleh Camat Omesuri dan Kepala Desa Mahal, Fransiskus B. Orolaleng, di lokasi panen perdana, di Tebuq Laleng. Saat itu, Bupati ditemani oleh ibu Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, Yoram Enggelina Koy, Kadis Pertanian Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq dan juga Kepala Bank NTT Cabang Lewoleba, Petrus Soba Lewar serta para Kepala OPD.

Dari laporan Kadis Pertanian, Kanis Tuaq, luas lahan yang dipanen bersama Bupati kali ini sekitar kurang lebih 1,5 hektar. Bupati terlihat bahagia saat panen jagung bersama para petani, karena biaya, keringat dan tenaga yang selama ini dikeluarkan para petani, hari ini terbayar tuntas dengan hasil panen yang memuaskan. Ia bersama istri turut merasa senang melihat wajah-wajah gembira dari mama-mama petani. Namun demikian, Bupati juga masih terus mengajak kepada semua petani di Lembata untuk ikut program TJPS. Semakin banyak kelompok tani jagung di Lembata ikut program TJPS akan semakin baik. Karena dari kita menanam jagung jenis hibrida, manfaat dan keuntungannya langsung dirasakan. “Panen ditempat, hasil juga diambil di tempat oleh offtaker dari PT Suaka Bumi Pertiwi, tapi kalau ada yang mau ambil dengan harga yang lebih baik lagi, silahkan. Itu malah lebih baik lagi,” Jelas Bupati Jawa memberi motivasi kepada petani lainnya.

Saat ini harga jagung yang diambil pasca panen oleh PT Suaka Bumi Pertiwi sekitar Rp. 4.500 per kilogram. Dari data sementara, di tahun 2023 ini, baru tiga dari 144 desa di Kabupaten Lembata yang telah melaksanakan panen jagung perdana dari program TJPS, oleh Bupati Marsianus Jawa. Ketiga desa tersebut, yakni Desa Belobatang (Uruor) di Kecamatan Nubatukan, Desa Pasir Putih (Mingar) di Kecamatan Nagawutung dan Desa Mahal (Kedang) di Kecamatan Omesuri. Angka ini memang terbilang masih sangat kecil. Masih sangat jauh dari target Pemerintah Daerah.

Karena itu, pada setiap kesempatan panen perdana, Bupati selalu mengajak masyarakat Lembata khususnya petani-petani yang ada di desa untuk ikut program TJPS ini. Bupati, seperti arahannya saat menyapa warga di desa Mahal, menekankan bahwa program TJPS ini bisa menjadi modal masyarakat menghadapi krisis pangan di masa mendatang. Karena itu, walaupun libur sebagai kewajiban pemerintah kalau diminta untuk kepentingan masyarakat, wajib hukumnya untuk hadir, tegas Bupati Jawa dihadapan peserta panen.

Bupati juga menjelaskan bahwa kalau panen jagung di lahan yang luasnya satu hektar, maka uang yang bisa dihasilkan kurang lebih sekitar Rp 29 juta. Apabila dikurangi dengan pengembalian KUR di Bank NTT sebesar Rp. 10 juta dan pengeluaran lainnya sekitar Rp. 6 juta, maka keuntungan bersih yang bisa diperoleh para petani jagung adalah sekitar Rp. 13 juta. Ini sebuah permulaan yang sangat baik.

Jadi bisa dibayangkan apabila seorang petani memiliki lahan sekitar 10 hektar, maka ia sudah bisa menghasilkan uang sebanyak Rp 130 juta sekali panen. Angka ini bisa bertambah sesuai kondisi peningkatan harga jual di pasar.

Bupati juga pastikan bahwa jagung yang dipanen hari ini semuanya akan diambil oleh offtaker dari PT Suaka Bumi Pertiwi setelah kadar air dalam jagung dikurangi sampai batas maksimal yang diisyaratkan sebesar 14 persen. Dia juga minta agar kelompok dan lahan di desa ini diperbanyak untuk tahun berikutnya.

Bupati ingin agar kehidupan petani di Lembata semakin sejahtera. Jadi program TJPS-PK ini mestinya harus diikuti oleh semua petani di Lembata. “Program ini sangat baik untuk bapa mama. Bapa mama kan tidak parkir lagi di pasar untuk duduk taro jagung, dua hari tiga hari, tidak. Kita minta panen disini, jemur sedikit offtaker langsung ambil,” jelas putra asli Nagekeo ini.

Jadi kata Bupati lagi, sebaiknya bapa mama beralih dari kebiasaan menjual di pasar dengan menjual di tempat melalui program TJPS. Terkait ada pemikiran bahwa program ini tidak penting, Bupati sekarang menunjukkan, ini buktinya. Karena menurut Bupati yang selalu ia sampaikan ke Kadis Pertanian, bahwa walaupun program itu dirancang sebagus mungkin tetapi kalau tidak ada bukti, itu percuma saja. Itu sama saja tidak laku atau sampai kapan pun masyarakat Lembata tidak akan mengikuti program itu.

Karena itu, setiap kegiatan panen jagung harus terus diberitakan atau diinformasikan supaya publik Lembata tau, mengerti dan lantas mengikutinya. Jadi hari ini panen berapa ton, langsung diambil oleh offtaker mana dan uangnya langsung diterima ditempat berapa, itu semua diinformasikan sehingga dipercaya, o… begini hasilnya,” jelas Bupati Jawa.

Sementara persoalan lain yang mengemuka dalam kegiatan ini, seperti air, jalan dan listrik, Bupati telah perintahkan sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mencatat persoalan air dan jalan, dan akan dibicarakan dalam pertemuan lanjutan di tingkat Kabupaten. Sedangkan masalah listrik atau penerangan, Bupati minta Kepala Desa dan Ketua BPD untuk mengajukan permohonan secara tertulis, sehingga menjadi dasar Bupati untuk menyampaikan hal itu kepada pihak PLN. (Prokompim Setda Lembata)

By media surya.com

Ungkap Realita Sosial

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *