Dikritik Soal Jagung Hibrida, Kadis Pertanian Lembata ; Lahan Pertanian Eksisting kita, 14 Ribu Hektar Dan Yang di Tanam Jagung Hibrida Hanya 2Ribu Hektar”

Mediasurya.com,Lewoleba_ Kanisius Tuaq kepala dinas pertanian kabupaten Lembata mengatakan saat ini, Orientasi pertanian diarahkan seleras alam namun demikian, disisi lain pemerintah juga mendorong agar perekonomian masyarakat meningkat.

Baca juga ; Desa Roho Dan Loyobohor Kecamatan Buyasuri,Lembata Minta Pemda Koneksikan Jaringan Air Bersih Dari Pipa Induk Weila

Diduga Sibuk Urus Mutasi Pejabat, Pemda Lembata Lambat Kirim Data Perencanaan Pembangunan Jalan Ke BNPB

Hal ini dikatakan Bung Kanis (24/3/2022) di ruang kerjanya ketika dikonfirmasi terkait kritikan sejumlah pihak tentang jangung hibrida.

Tuaq mengatakan, memang kalau dilihat dari sisi lain bisa jadi ada perbedaan pandangan namun, sejatinya apa yang dilakukan pemerintah itu baik dan untuk kebaikan masyarakat.

“Tidak ada program pemerintah yang menyusahkan masyarakat” urai Kanisius Tuaq.

Memang seakan terjadi perbedaan tapi, pada prinsipnya yang kita harapkan alam tetap terjaga dan ekonomi juga berjalan.
Ditanya soal kritikan terkait jagung hibrida, bung Kanis mengatakan, Kalau di laut kita sangat setuju Tapi di darat untuk saat ini petani mau instan. Maksudnya dalam 120 hari ada hasil yang bernilai ekonomi. Dan kita dalam menjalankan program juga selalu menjaga keseimbangan baik dari sisi selaras alam juga dari sisi ekonomi.

“Kita selaras alam juga mengharapkan ekonomi meningkat” ujar Tuaq.

Baca juga ; Anggaran Stimulan Terdampak Bencana BNPB Untuk Lembata Terancam Gagal Dikucurkan.

Proyek Pembanguna Fasilitas Air Bersih Weilain, Kecamatan Omesuri Lembata Tak Rampung, Siapa Bakal Ke Bui?

Kalau petani selaras alam proses cukup panjang, tebang hutan lalu biarkan daun membusuk dulu untuk kesuburan. Sisi lain pemeintah tentu tidak tinggal diam misalkan tebang satu pohon akan tanam kembali dua pohon, begitu seterusnya.
Pemerintah terus berupaya melakukan tentu konservasi hutan, agar ekonomi jalan, selaras alam juga teratasi.

Soal Jagung selama ini negara impor sudah tentu ung kita keluar, makanya pemeintah pusat membuat terobosan dengan program ini. Nah sekrang tinggal daerah. Misalnya Lembata kan tidak semua kita tanami jagung hibrida.

Kita buat klaster mana tanam jagung hibrida dan mana jagung lokal. Tidak semua Lembata kita buat hibrida. kita pilahkan karena tujuan adalah agar pertumbuhan ekonomi berjalan.

Pemerintah tentu terus berupaya lakukan rehabilitasi, konservasi dengan Tanam ulang, membut terasering dan langkah lainnya.

Dari dinas soal jagung hibrida tetap ada jagung lokal karena kita berupaya tetap menjaga budaya. jangung Titi misalkan dengan jagung pulut dan soal jagung pulut bukan hanya pertanian tapi budaya tetap ada. Itu bukti kita selaras alam.

Dijelasakan bung Kanis untuk kabupaten Lembata tahun 2021 kita dapatkan hanya 2ribu hektar, sementara kita punya lahan pertanian eksisting ada 14 ribu hektar jadi kita tanam 2 ribu hektar masih terisa 12an ribu hektar belum juga setengah.Kalau datang lima ribu hektar pun kita masih punya banyak lahan kosong. Tidak semua lahan pertanian dengan jangung hibrida. (mst)