Sel. Apr 16th, 2024

Sekda Lembata, ; “Kami Tidak Pernah Belajar Khusus Soal Penangan Bencana”

By media surya.com Apr 27, 2021

Mediasurya.com, Lewoleba – Pemerintah Kabupaten Lembata menggelar pertemuan bersama para relawan kemanusiaan yang bekerja membantu para korban bencana Ile ape dan Ile ape timur di aula Setda (24/4/2021).

Baca juga: Ricuh Di Sidang DPRD Lembata, Frans Gewura ; “Ribut Hari Pertama dan Hari Kedua itu Beda, Terkesan Ada Setingan”

Dalam pertemuan yang dipandu langsung sekretaris kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapobali dan di dampingi Kapolres Lembata, menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah di beri pendidikan khusus soal penanganan Bencana.

Pemerintah memberikan apresiasi kepada semua relawan yang telah turut ambil bagian dalam membantu meringankan kesusahan masyarakat Lembata. Relawan mengisi ruang kosong yang belum tersentuh pemerintah kita sepakat, namun demikian perlu ada koordinasi ungkap sekda.

Baca juga: Sambangi Pengungsi, Imo Wulakada Kader Demokrat Lembata, Donasikan Alat Tulis dan Pakaian Layak Pakai

Kalau ada yang berpikir seolah-olah relawan jalan sendiri itu kita pahami, Cuma kita minta agar bisa merapat ke posko utama untuk kita saling berkoordinasi.tapi jika kemudian Itu dianggap kekurangan atau kelemahan juga kita terima ujar sekda.

Paskal menjelaskan, Konsep transisi darurat menuju pemulihan yabg pertama adalah trauma healing, kita menyembuhkan lukA-luka yang dialami warga. Trauama healing ini dilakukan untuk mendukung warga dan agar bisa kembali kembali ke rumah-rumah mereka yang tidak terdampak bencana. lebih lanjut sekda juga mengakui bahwa ada kekurangan SDM soal penanganan bencana.

“memang kami tidak pernah diberi pendidikan khusus soal penangan bencana” urai sekda.

Baca juga : Sekda Tapobali Bantah, Pemda Lembata Hadang Rombongan JPIC SVD Yang Bawa Bantuan Bagi Korban Banjir Ile Ape.

Sementara itu Agustinus nuban salah satu relawan meminta agar ada transparansi soal anggaran penagann bencana. Hal ini agar tidak ada pertangungjawaban fiktif dan meminimalisir saling curiga

Benyamin Rea mewakili PMI mengungkapkan bahwa pertemuan hari ini hrusnya dilakukan sejak awal sehingga semua kita bisa berjalan dengan satu konsep yang sama. Sementara Berkaitan dengan distribusi logistik perlu ada rambu-rambu yang harus ditaati bersama. Misalnya Realawan yang hendak menemui warga korbn bencna perlu Rapid test
Boni Sagi dari Habitat kamanusiaan Indonesia, meminta perlu menyiapkan, sekretariat atau posko bagi realawan melapor jika hendak turun lapangan. Boni mengatakan, Kerja saat ini sudah terkoordinasi baik tetapi belum terinformasi secara baik juga.

Forum Pengurangan resiko bencana (PRB) melalui Acan Rating mengatakan, kami sepertinya dilupakn BPBD padaal kami dilahirkan oleh BPBD padahal kami selalu berada di depan ketika ada bencana di Lembata.

Rating mengatakan bahwa, Kita telah gagal dalam peringatan dini tentang bencana. Dan terkait Manajemen penanganan bencana kita masih kurang cuma, kami mau omong ke mana? Struktur penanganan bencana di Lembta harus jelas.


Sementara itu Anton Leumara menambahkan tentang partisipasi dunia usaha.

” dunia usaha kemna? Kerja proyek miliaran tapi saat Lembata bencana mereka kemana? Ujar Leumara.

Kita minta agar Pemerintah jelaskan proses. Peta rawan benacana. Untuk Trauma helaing harus dilakukan secara baik dan semoga semua bisa berbagi peran ungkap Anton.

Kanisius Soge Relawan dari LSM Barakat, meminta pemerintah untuk tinjau kembali soal tanggap darurat agar dalam masa pemulihan tidak terjadi tumpang tindih tetapi Tidak hanya pemerinta DPRD juga harus ada peran.

Abdul Gafur dari Posko taan tou mengatakan bahwa data merupakan instrumen yang harus dipenuhi pemerintah. posko utama harus berbenah dan jadi bank data dan kami relawan siap membantu jika koordinasi jalan.

Baca juga :Mabes Polri Turunkan Psikolog Lakukan Trauma Healing Bagi Korban Banjir Adonara

Romo Kristo soge mewakili Caritas keuskupan larantuka mengerakan bahwa rumah karitas ada di NTT karenanya kami siap dan selalu berbagi kasi dengan korban bencnana.

Romo Kristo mengakui bahwa Ada penumpukan logistik bantuan tetapi ada juga yang memanfaatkan situasi ini untuk dapat bantuan. Kami hanya menyalurkan tetapi kami selalu laporkan untuk saling koornldinasi sebelum turun ke lapangan ujar Romo Kristo.

Yosep Ladjar mewakili Caritas Lembata menyepakati jika penyaluran bantuan dilakukan satu pintu “saya sepakat tapi kami minta agar ada koorniasi di posko utama sehingga tidak terjadi penumpukan di lapangan”.


Sementara itu Fransiskus Limawai Relawan paroki beneaux Lewolena mengtakan pihknya akan tetap turun lapangan dan menghantar langsung bantuan ke warga tetapi pihaknya akan melapor ke posko utama dan akan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sekda Lembata dalam tanggapanya mengatakan tim pemerintah daerah terus berupaya memperbarui data by name by adres.

Sebagai pemerintah pihaknya akan bekerja maksimal melayani kebutuhan masyarakat pengungsi. Boleh turun langsung lpangan namun perlu ad koordinasi pasalnya saat ini ada pengungsi yang terpapar covid ujar sekda.

Semua kita tentu punya niat baik untuk berbagi dan melayani sesama saudara tetapi kita juga perlu memperhatikan aspek lain seperti penyebaran covid karena ini juga untuk kebaikan kita bersama.

Kapolres Lembata AKBP Yoce Marthen mengatakan para relawan tetap bisa menyalurkan logistik langsung ke tangan pengungsi mandiri di Parekwalang, Kecamatan Ile Ape. 

Kapolres Yoce yang juga adalah Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Alam di Kabupaten Lembata. berujar, para relawan tetap bisa membawa bantuan logistik langsung kepada para korban yang berada di kebun-kebun Parekwalang. Namun, dia minta kepada para relawan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan ketentuan lainnya

Petugas posko lapangan, katanya, tetap melakukan pendataan para relawan yang menyalurkan logistik di posko pengungsian mandiri Parekwalang untuk mencegah terjadinya penumpukan logistik.

Semua kita diminta untuk tetap patuhi protokol kesehatan dengan dijaga, pakai masker. Saya akan instruksikan anggota, intinya tetap pendataan supaya jangan ada penumpukan,” ujar Kapolres Yoce.(mst)

By media surya.com

Ungkap Realita Sosial

Related Post

One thought on “Sekda Lembata, ; “Kami Tidak Pernah Belajar Khusus Soal Penangan Bencana””
  1. Thank you, I have recently been looking for information about this subject for ages and yours is the best I have found out till now. But, what concerning the conclusion? Are you certain in regards to the supply?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *