Sab. Apr 27th, 2024

Dinas Nakertrans Lembata Mediasi Pertemuan Orang Tua Anak Yang, Di-duga Jadi Korban TPPO Dengan Penyalur, Wartawan NTT Expres Di Usir Dan Dilarang Meliput. Ada Apa?

By media surya.com Jan 25, 2024

ket.Foto orang tua anak yang diduga jadi korban tppo didepan kantor Nakertrans

Lembata,MediaSurya.Com – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Lembata (25/1/2024) memfasilitasi pertemuan antara orang dari anak Lembata yang di duga jadi korban TPPO ke Semarang Jawa Tengah dengan pihak penyalur, anehnya awak media dilarang meliput. Ada apa?

Baca juga ; PENGUKURAN TANAH DI RT. 028/RW. 010 KELURAHAN SELANDORO, AMA RAYA APRESIASI LANGKAH BERANI PETUGAS UKUR DARI KANTOR ATR/BPN KAB. LEMBATA.

Gandeng Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Flores Timur, JPIC SSPs Hokeng Kampanyekan TPPO Di Wulanggitang

Sikap tak elok yang dilakukan Kadis Nakertrans Lembata dan penyalur membersitkan tanda tanya, mungkinkah ada hal yang disembunyikan Dan tak ingin publik Lembata ketahui? Ada maksud apa dibalik sikap kadis Nakertrans dan Penyalur?

Setelah tiba di tribun timur GOR 99 yang dipakai dinas Nakertrans Lembata sebagai kantor, wartawan media online, NTTExpres bergegas hendak meliput jalannya pertemuan tersebut akan tetapi tiba-tiba, kadis Nakertrans Rafael Betekeneng melarang Wartawan untuk meliput, menyusul Mikael Alexander Rating (Acan) mengatakan bahwa ruang ini harus steril. ada apa?

Mediasi ini diawali dengan proses lobi terkait jumlah orang tua korban. Orang Tua korban hanya diizinkan sebanyak 10 orang. Sedangkan dua orang perekrut yakni, Paskalis Maing dan Alexander Rating ditemani oleh lima orang tua yang tidak merasa diri sebagai korban.

Awalnya orang tua korban menolak karena saat perekrutan tidak pernah diwakili. Namun saat mediasi, kenapa harus diwakili.

Begitupun terhadap media. Kepala Dinas Nakertrans, Rafael Betekeneng dan perekrut Acan Raring kompak mengusir wartawan yang hendak meliput.

Baca juga ; Program Kuliah Sambil Kerja Makan Korban, Andres Gawen Tewas Mengenaskan Di Kota Salatiga Jawa Tengah.

Persiapan Data Pemilih Yang Akurat dan Komprehensif, Bawaslu Lembata Gelar Rakor

Wartawan dari NTT Express, Dominikus Karangora saat di dalam ruang Kadis Nakertrans mengatakan, dirinya ingin meliput proses mediasi yang diprakarsai oleh Nakertrans Lembata dengan memfasilitasi pertemuan antara orang tua korban dengan perekrut, Acan Raring dan Paskalis Maing dalam kasus dugaan TPPO yang terjadi pada ratusan anak Lembata

Kepada media ini, Dominikus mengatakan, masalah ini merupakan masalah publik bukan masalah privat antara Rafael dan Acan Raring.

“Sebenarnya ada apa mereka tutup-tutup dengan media. Itu kan masalah publik. Saya dari awal menulis kasus ini sehingga setiap proses perlu saya ikuti untuk mengetahui setiap perkembangan. Dugaan saya mereka (Rafael dengan Acan) kompak sampai usir kami kalau mau bilang,” jelas Dominikus.

“Kenapa saya perlu menyaksikan mediasi ini, karena selain ini urusan publik, mediasi ini juga agak aneh. Karena ketika orang tua korban berupaya lapor Polisi terkait dugaan TPPO, dan pihak Nakertrans yang mestinya hadir mendampingi orang tua korban, malah bertindak sebaliknya Nakertrans fasilitasi mediasi. Kan lucu sambungnya.

Rafael Betekeneng tetap mengusir keluar dan meminta kesabaran untuk memberikan keterangan setelah selesai mediasi.

Begitupun Acang Raring yang mengatakan bahwa pertemuan ini harus steril. Untuk wawancara dapat dilangsungkan setelah mediasi ini selesai.

Pertemuan mediasi ini berlangsung dari sekitar pukul 10.00 Wita hingga 14.30 Wita.

Kadis Nakertrans Lembata Rafael Betekeneng, coba dihubungi media ini melalui sambungan telp seluler untuk dikonfirmasi namu, belum berhasil terhubungi hingga berita ini diturunkan (AMW/KD/MST)

By media surya.com

Ungkap Realita Sosial

Related Post

One thought on “Dinas Nakertrans Lembata Mediasi Pertemuan Orang Tua Anak Yang, Di-duga Jadi Korban TPPO Dengan Penyalur, Wartawan NTT Expres Di Usir Dan Dilarang Meliput. Ada Apa?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *